PERJALANANKU DI
MI TAMRINUL ULUM JETIS SUSUKAN
Dari kunjunganku ke MI Tamrinul Ulum Jetis bersama sahabatku
KKMIM dan KKG ma’arif kab Smg, hari ini ada banyak yang bisa tak endapkan
menjadi sebuah mimpi dan asa yang akan ku lambungkan menjadi sebuah karya nyata
dalam perjalananku menjadi seorang guru.
Sebuah Madrasah swasta yang terletak di wil kec Susukan
berdiri anggun dipinggir jalan utama kota kecamatan sepintas layaknya madrasah
di Semarang pada umumnya.Tetapi wowww……ternyata ada hal lain yang menjadi nilai
plus dari Madrasah ini….(apaan sich ????????)
Sebuah profil Madrasah sehat yang didukung oleh stoke holder yang mantab menjadikan
Madrasah ini menjadi sekolah yang layak untuk diperhitungkan. Berdasarkan data
ststisik UN tahun 2012 Madrasah ini menduduki peringkat 3 SD MI di kecmtan dan
menduduku peringkat 1 MI Ma’arif tgkt Kab. Yang lebih membuat aku smakin kagum
dari 11 guru yang ada hanya 2 yang berstatus PNS selebihnya pasti masih wiyata. Mereka rata-rata memiliki
spesifikasi tersendiri ( meskipun belum bias dibilang ahli), dilihat dari latar
belakang pendidikan mereka yang rata-rata sarjana pendidikan agama Islam namun
smua dituntut menjadi guru kelas yang pasti harus menguasai mapel (soooo ini
butuh perjuangan tersendiri!!!!)
Adalah sosok M. Zulfa S Ag salah satu guru yang ikut
melakoni perjuangan ini (dengan tidak menafikan guru yang lain karena semua
memilki spesialisasi sendiri). Beliau adalah sosok sederhana yang secara kasat
mata sama seperti guru lainnya. Namun terasa berbeda ketika beliau sudah mulai
berbicara.wwoowwww sangat memukau lugas, tegas namun sangat jelas terlihat jiwa
kesantriannya (wabil khusus Nahdliyinnya).
Perjalanan panjang yang dilaluinya dalam mengajar sungguh
diluar jangkauan akal sehatku..bayangkan perjalanan panjang dari Klaten ke
Susukan kurang lebih 47 kilo dilaluinya setiap 4 hari dalam seminggunya…..
Jangan Tanya honor sahabatku… kita juga tahu seberapa kekuatan Madrasah untuk
menghonor wiyatanya.
Seorang guru wiyata bhakti yang penuh dedikasi terhadap
profesinya dan jauh dari angan dan citanya untuk menjadi PNS (beliau menekuni
wirausaha rumahan di Klaten). Ketika guru lain ribet dan ribut tentang
sertifikasi hanya komentarnya singkat yang keluar “apakah nunggu sertifikasi
baru menjadi guru professional?” (oh no!) Sebuah pernyataan yang membuat orang
tersentak dan meninggalkan banyak tanda tanya. Sementara sertifikasi lagi
menjadi hal yang ‘trend’ saat ini. Jawaban selanjutnya cukup jelas, “Hidup
adalah pilihan dan kalo pilihan kita menjadi guru jadilah guru yang baik atau
tidak sama sekali. Diskusi yang penuh makna hari ini antara aku dan beliau.
Sahabatku semua!!!!
Mata pelajaran yang beliau ampu di madrasah ini adalah
matematika dan fiqih. Strategi pembelajaran yang beliau ajarkan mungkin sama
seperti kita sebagai guru, yang membedakan adalah kiat khusus beliau
mengintegrasikan pendidikan karakter pada setiap pembelajarannya. Pendidikan
tidak hanya dipahami sebagai transfer ilmu (transfer
Knowledge) tetapi juga transfer
nilai (Transfer Value). Hal ini
terlihat jelas dari pengembangan matematika ketika mengajarkan bilangan bulat
dimana symbol negative dianalogikan sebagai ‘elek’ dan symbol positif
dianalogikan sebagai ‘apik’. Dan masih banyak lagi trik-trik lain yang jelas
menggambarkan cirri khas pendidikan karakter yang dikembangkan. Hasilnya bisa
kita lihat ada 9 anak yang memperoleh nilai sempurna 100 untuk matematika di
ujian Nasional tahun ini. ( wah jadi pengen ada seminar IPA HEBAT setelah ada
Matematika DASYAT!!!)
Satu hal lagi yang selalu dikembangkan adalah budaya wiridan
yang bertujuan memperhalus rasa dan mempertajam jiwa. Sepandai apapun seseorang
kalau dia meninggalkan ajaran agamanya maka tidak ada artinya. Dan mungkin ini
menjadi salah satu pendidikan khas di Ma’arif yang kelihatannya sudah mulai
mengabur dan dikhawatirkan memudar. Tetapi di Madrasah ini tetep eksis
melaksanakan tradisi keagamaan ini.
Ya Alloh………………….dari perjalanan hari ini aku
buuuaaaannnyyyaaaakkkk sekali aku mendapatkan inspirasi….wis tho pokoknya rugi
yang menyia-yiakan tiket gratis perjalanan hari ini.
Aku merasa belum berbuat apa-apa bagi pendidikan kita ini,
belum bisa menjadi guru yang sesungguhnya…dan masih banyak yang harus
dilakukan….
Sungguh sahabatku semuanya!!!! kalau MATERI DUNIAWI menjadi
tujuan kita, lebih baik sekarang juga angkat kaki tinggalkan profesi ini.
Tetapi kalo niat kita mendidik generasi
yang islami maka Alloh akan tunjukkan jalan yang harus kita lalui, dan kita
akan ditempatkan di tempat orang yang
mulia baik di dunia maupun di akherat, amin.Tidak ada yang tidak mungkin kalau
Alloh selalu ada disetiap langkah kita. Maka berdzikirlah kamu agar jiwamu
tenang.
Trimakasih ya Alloh hari ini sangat bermakna untuk langkahku
selanjutnya.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !