MADRASAHKU TERSAYANG
Sejak aku masih kecil, kata Madrasah
tidak asing bagiku. Bukan tanpa sebab, dlu ketika aku masih kanak-kanak ada
madrasah yang baru saja didirikan oleh warga sekampung yang waktu itu ada lahan
didepan masjid yang bisa di gunakan untuk bangunan madrasah dan ternyata
madrasahnyapun di beri nama MI Gotong Royong.
Waktu aku masuk kelas satu bangunan
mulai dibuat permanen karena sebelumnya semi permanen, maka semua murid
belajarnya dititipkan ke sebuah rumah kosong yang belum berpenghuni. Pembangunan gedung ternyata dilakukan dengan
kerja bhakti dari para warganya…saya ingat betul karena waktu itu tiap jumat
sore saya kebagian jatah bawa bata merah dari rumah 5 buah (entah berapa lama
waktu itu,,) dan lagi saya sering nungguin bapak saya sambil bawa sarung
putihnya dgan wanti2 jangan sampe jatuh biar tetep suci sampe ashar datang….
Setelah selesai pembangunan itu
semua pembelajaran kembali ke tempat semula seneng banget rasanya waktu itu ,
rata-rata gurunya yg mengajar adalah guru ngaji yang sorenya jga ikut ngaji di
depan rumahku..sangat sederhana memang tetapi terasa indah banget waktu itu.….Ada
pesan yang sampe sekarang saya ingat dari bapak saya untuk smua anaknya…”suk
nek wis gedhe ura usah do mulang ng kene yo…lungo wae gaweo madrasah ng ndi sak
senengmu…soale awakdewe ura reti opo sg
di ngerteni karo sing Kuoso”
Melihat historis Madrasah yang seperti itu dan
(sejauh yang saya ketahui rata-hampir sama historisnya),..maka madarasah adalah
salah satu ikon pendidikan milik masyarakat yang menjadi kebanggaan masyarakat
waktu itu. Dan pada masanya Madrasah mampu menjadi pelopor pendidikan yang
dapat diandalkan.
Seiring perkembangan zaman madrasah
mulai memudar…. ini sudah seleksi alam,,tanpa harus saya tulis lebih lanjut
smua sudah mafhum.
Dan sekarang adalah era
kebangkitannya..saat dimana Madrasah harus mereposisi kembali pada kejayaan
yang pernah terukir. Kalau dulu berbekal pengabdian keihlasan dan kesederhanaan
, sekarang semua sudah berbalik menjadi profesionalisme yang “berkesejahteraan” maka yang terjadi seharusnya menjadi lebih
baik dan lebih sempurna…..Pertanyaan yang muncul sekarang kenapa masih banyak
Madrasah yang masih mintip-mintip alias belum menyempurnakan menuju perbaikan
??????
Ternyata banyak factor yang
menentukan hal tersebut.
Diantara factor tersebut adalah
(tentunya versi bu har ya!)bangunan mental dasar atas stigma “alternative
terakhir” terhadap madrasah yang telah mengakar dengan kuat membuat guru
terbelenggu langkahnya untuk sementara waktu. Untuk keluar dari keadaan
tersebut dibutuhkan energy yang kuat dan asupan yang hebat bagi sang guru.
Energi untuk mengajak kepada
perubahan tidak sedikit, harus siap berhadapan dgn konservatisme yang
butuh kearifan tingkat tinggi dalam menghadapinya. Sehingga energy dan stamina
harus terjaga karena sekali terlena bukan tidak mungkin justru menciptakan
konservatif gaya baru..Apalagi ketika harus berhadapan The big family of Foundg
fathr…banyak pertimbangan yang harus diputuskan masak msk. Bisa jadi karena
Ke”akuan” yang sangat pada generasi kedua atau bahkan ketiga ini menciptakan
iklim yang sangat tidak sejuk…(dari banyak tur yg saya lakukan permasalahan ini
banyak mendominasi----sayangnya sy blm bsa mempubliksikan secara ilmiah hasil
survey kayak gini hehehe----------)
Aku jadi paham
dengan pesan bapakku dulu!!!!!
(ini yg dimaksud hanya Alloh yang tahu rahasia hari yang belum kita lalui)
Asupan gizi yang dimaksud adalah
gizi untuk isian secara pribadi artinya ketika berhadapan dengan keadaan yang
menuntut kesigapan kemampuan otak kita harus bisa diandalkan …Lha agar otak dan
hati dapat diandalkan hanya ada satu cara yaitu belajar,,,belajar dan berproses
secara wajar sesuai tuntutan zaman
Kalau dalam bahasa dunia pendidikan
seorang guru harus menguasai 4 kompetensi guru inilah yang saya sebut asupan
gizi bagi seorang guru.
Maka mari sahabat guruku semuanya …belajar
itu bukan hanya untuk siswa kita…kitalah yang harus banyak belajar pada siswa
kita yang tidak mudah menyerah pada keadaan…….semakin diberi soal dengan
tingkat kesulitan tinggi siswa kita semakin giat berlatih mencoretkan tintanya
diatas kertas…..
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !