Headlines News :
Home » , , » Plus Minus Ujian Nasional

Plus Minus Ujian Nasional

Written By buguru on Rabu, 15 Mei 2013 | 22.34


Plus Minus Ujian Nasional

Pagi ini aku harus menghela nafas panjang tanda kelegaan…bel panjang pertanda ujian IPA telah selesai mata pelajaran terakhir dari UN tahun ini..
Ya alloh………. menginggat kembali 2 minggu ini anak2ku berpacu dengan waktu, bergelut dengan buku hanya dengan satu tujuan sukses ujian Nasional.
Pagi mereka berangkat seperti biasa  2 minggu hanya mendapatkan pelajaran 3 mapel saja, pulang jam 12..satu jam lebih awal dari biasanya, kemudian pulang istirahat. Kembali lagi ke madrasah pukul lima sore  sampai jam 9 malam…..dan kembali juga membuka agenda yang sama SOAL.
Saya yang pegang satu mapel IPA saja rasannya dah blenger  gimana dengan anak-anak yang 3 mapel itu?. Harus banyak metode yang diterapkan agar pembelajaran lebih enjoy dan mengena. Kadang ketika masuk di jam saya hanya pembiasaan belajar saja tidak banyak konsep dan pembahasan yang saya lakukan karena memang waktu 2 minggu ini hanya untuk kegiatan pencegahan saja agar anak tidak lengah asyik bermain.
UN terasa sebagai hantu yang sangat menakutkan dimana masa belajar anak yang enam tahun ditentukan dengan waktu tiga hari saja. Bisa dibayangkan gimana tegangnya anak, rasa takut tidak lulus begitu besar dengan berbagai pertimbangan. Bahkan tak jarang mereka melakukan hal-hal diluar nalar sehat kita hanya demi sukses UN. Pernah anak-anakku terjerat permainan reog dimana permainan ini katanya mengundang roh halus agar merasuki  jiwanya dengan harapan kalau bisa memasuki  alam roh ini mereka bisa pede. Aduh kok jadi salah parah kayak gini ya….
Tetapi kita juga menemukan banyak sisi positif dari UN ini, kegiatan dhuha yang semula dilaksanakan oleh anak dengan semaunya sekarang jadi teratur dan tanpa banyak komando pada jalan sendiri. Kegiatan doa pagi dan tadarus juga terasa khusyuk dan ditambah ada kegiatan mujahadah  banyak yang berminat untuk datang.
Dari sisi guru dengan adanya UN , semangat mengajar jadi terpacu untuk mendapatkan nilai tertinggi disetiap mapelnya. Hal ini menuntut mereka untuk aktif dan kreatif menyiapkan kegiatan belajar mengajar sehingga proses penanaman konsep dapat berjalan sesuai harapan. Konsentrasi guru dituntut lebih saat sudah memasuki semester kedua. Tidak ada waktu yang terlewatkan tanpa belajar, setiap menitnya focus hanya untuk siswa.
Namun ada beberapa keluhan dari guru mapel bahwa memasuki semester kedua konsentrasi mengajar di kelas 4 dan 5 mulai melemah karena ia harus focus untuk kelas 6 dengan target tertentu. Lain lagi untuk pure guru kelas 6. Hampir bisa dipastikan tidak bisa aktifitas lain selain mengajar, les dan mengajar, karena tumpuan hanya berada ditangannya. Secara psikologis guru kelas 6 ini merasa mempunyai tangunggan yang besar pada nama baik sekolah. Hal ini disebabkan lulusan dari sekolah tersebut menjadi patokan dasar penilaian semua lini akan kwalitas pembelajaran disekolahnya. Kadang tuntutan ini mengantarkan pada hal-hal yang berbau mistik dan maya. Aduh kalau sudah seperti ini siapa yang dipersalahkan?.
Bahkan kadang banyak guru yang menginkan target tersebut justru mananamkan karakter yang salah pada anak, diajari untuk berbohong dan menipu dengan berbagai cara. Hal inilah yang patut kita jadikan renungan bersama, benarkah UN  HARUS DIJADIKAN STANDAR KELULUSAN SISWA.Maka tidak heran ketika pembagian tugas di sekolahan setiap awal tahun banyak guru yang belum siap ditempatkan sebagai guru kelas 6.
Dari peristiwa tersebut bisa dikatakan proses pengembangan dan  penanaman konsep itu tidak bisa maksimal  terjadi di kelas 6 ini. Sehingga pengoptimalan penanaman  harusnya  terjadi di kelas bawah. Hal ini untuk menjembatani pencapaian target nilai dan target proses agar dapat mencapai  kedua-duanya. Ini untuk menjembatani beban yang membebani guru kelas 6  dan juga mengimbangi rasa enjoy  bagi guru kelas bawah. Sehingga hasil akhir dari UN adalah kerja keras semua guru di lingkungan sekolah tersebut.
Apapun juga sisi baik dan buruk setiap sesuatu pasti ada. Dengan menempatkan posisi kita sebagaimana mestinya maka tidak ada yang tidak mungkin. Segala sesuatu dicari peluang bagi kita untuk mengembangkan diri kita dengan tidak menutup sisi buruknya. Maka kearifan kita yang harus bicara ketika melihat carut marut UN dengan segala kekurangan dan kelebihan. Dengan satu harapan semoga ada STANDARISASI KELULUSAN YANG HUMANIS DAN MENYENTUH SEMUA DIMENSI .
Semoga…semoga dan semoga menjadi nyata!

 Jumat, 10 Mei 2013.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Pengunjung

Jam Aktif

Komunikasi

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. buguru buhar - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template