Headlines News :
Home » » Catatan bersama Bapakku (Madrasah waktu kecilku)

Catatan bersama Bapakku (Madrasah waktu kecilku)

Written By buguru on Minggu, 17 Maret 2013 | 14.37



MADRASAHKU TERSAYANG
Sejak aku masih kecil, kata Madrasah tidak asing bagiku. Bukan tanpa sebab, dlu ketika aku masih kanak-kanak ada madrasah yang baru saja didirikan oleh warga sekampung yang waktu itu ada lahan didepan masjid yang bisa di gunakan untuk bangunan madrasah dan ternyata madrasahnyapun di beri nama MI Gotong Royong.
Waktu aku masuk kelas satu bangunan mulai dibuat permanen karena sebelumnya semi permanen, maka semua murid belajarnya dititipkan ke sebuah rumah kosong yang belum berpenghuni.  Pembangunan gedung ternyata dilakukan dengan kerja bhakti dari para warganya…saya ingat betul karena waktu itu tiap jumat sore saya kebagian jatah bawa bata merah dari rumah 5 buah (entah berapa lama waktu itu,,) dan lagi saya sering nungguin bapak saya sambil bawa sarung putihnya dgan wanti2 jangan sampe jatuh biar tetep suci sampe ashar datang….
Setelah selesai pembangunan itu semua pembelajaran kembali ke tempat semula seneng banget rasanya waktu itu , rata-rata gurunya yg mengajar adalah guru ngaji yang sorenya jga ikut ngaji di depan rumahku..sangat sederhana memang tetapi terasa indah banget waktu itu.….Ada pesan yang sampe sekarang saya ingat dari bapak saya untuk smua anaknya…”suk nek wis gedhe ura usah do mulang ng kene yo…lungo wae gaweo madrasah ng ndi sak senengmu…soale awakdewe ura reti opo sg  di ngerteni karo sing Kuoso”
 Melihat historis Madrasah yang seperti itu dan (sejauh yang saya ketahui rata-hampir sama historisnya),..maka madarasah adalah salah satu ikon pendidikan milik masyarakat yang menjadi kebanggaan masyarakat waktu itu. Dan pada masanya Madrasah mampu menjadi pelopor pendidikan yang dapat diandalkan.
Seiring perkembangan zaman madrasah mulai memudar…. ini sudah seleksi alam,,tanpa harus saya tulis lebih lanjut smua sudah mafhum.
Dan sekarang adalah era kebangkitannya..saat dimana Madrasah harus mereposisi kembali pada kejayaan yang pernah terukir. Kalau dulu berbekal pengabdian keihlasan dan kesederhanaan , sekarang semua sudah berbalik menjadi profesionalisme yang “berkesejahteraan”  maka yang terjadi seharusnya menjadi lebih baik dan lebih sempurna…..Pertanyaan yang muncul sekarang kenapa masih banyak Madrasah yang masih mintip-mintip alias belum menyempurnakan menuju perbaikan ??????
Ternyata banyak factor yang menentukan hal tersebut.
Diantara factor tersebut adalah (tentunya versi bu har ya!)bangunan mental dasar atas stigma “alternative terakhir” terhadap madrasah yang telah mengakar dengan kuat membuat guru terbelenggu langkahnya untuk sementara waktu. Untuk keluar dari keadaan tersebut dibutuhkan energy yang kuat dan asupan yang hebat bagi sang guru.
Energi untuk mengajak kepada perubahan tidak sedikit, harus siap berhadapan dgn konservatisme yang butuh kearifan tingkat tinggi dalam menghadapinya. Sehingga energy dan stamina harus terjaga karena sekali terlena bukan tidak mungkin justru menciptakan konservatif gaya baru..Apalagi ketika harus berhadapan The big family of Foundg fathr…banyak pertimbangan yang harus diputuskan masak msk. Bisa jadi karena Ke”akuan” yang sangat pada generasi kedua atau bahkan ketiga ini menciptakan iklim yang sangat tidak sejuk…(dari banyak tur yg saya lakukan permasalahan ini banyak mendominasi----sayangnya sy blm bsa mempubliksikan secara ilmiah hasil survey kayak gini hehehe----------)
Aku jadi paham dengan pesan bapakku dulu!!!!! (ini yg dimaksud hanya Alloh yang tahu rahasia hari yang belum kita lalui)
Asupan gizi yang dimaksud adalah gizi untuk isian secara pribadi artinya ketika berhadapan dengan keadaan yang menuntut kesigapan kemampuan otak kita harus bisa diandalkan …Lha agar otak dan hati dapat diandalkan hanya ada satu cara yaitu belajar,,,belajar dan berproses secara wajar sesuai tuntutan zaman
Kalau dalam bahasa dunia pendidikan seorang guru harus menguasai 4 kompetensi guru inilah yang saya sebut asupan gizi bagi seorang guru.
Maka mari sahabat guruku semuanya …belajar itu bukan hanya untuk siswa kita…kitalah yang harus banyak belajar pada siswa kita yang tidak mudah menyerah pada keadaan…….semakin diberi soal dengan tingkat kesulitan tinggi siswa kita semakin giat berlatih mencoretkan tintanya diatas kertas…..

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Pengunjung

Jam Aktif

Komunikasi

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. buguru buhar - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template